TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Federasi Olahraga Karatedo Indonesia (PB Forki) dinilai telah merugikan atlet-atlet Pengurus Induk Indonesia Karatedo (Inkado) pimpinan Aldrin Tando, karena tidak diperbolehkan tampil pada Kejurnas Piala Mendagri XVII di Bali, 29-31 Agustus mendatang.
Hal itu diungkapkan Asril Aszhari (ketua Harian Induk Inkado) menanggapi surat PB Forki kepada Panitia Kejurnas Piala Mendagri XVII yang hanya memperbolehkan atlet Inkado pimpinan Subagio, tampil pada Kejurnas tersebut.
“Surat PB Forki tersebut sangat jelas memihak. Padahal kepengurusan kami adalah sah, karena dipilih melalui Mubes Istimewa yang diikuti 28 Korda Inkado seluiruh Indonesia, Adanya SKEP PB FORKI jelas melanggar aturan. Padahal atlit-atlit Induk Inkado adalah hasil Kejurnas Inkado Januari 2013” ungkap Asril di Jakarta, Senin (26/8/2013).
Dia menjelaskan, di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Forki, tidak boleh mencampuri urusan perguruan. Begitu juga, kepengurusan perguruan tidak memerlukan surat keputusan dari PB Forki.
“Apa yang PB Forki lakukan melalui suratnya tersebut, jelas sudah melanggar AD/ADRT. Yang lebih ironis lagi, atlet-atlet kami sangat dirugikan,” tuturnya.
Seharusnya, kata Asril, PB Forki selaku induk organisasi perguruan karate seluruh Indonesia, melihat permasalahan Inkado saat ini secara jernih dan adil, sehingga tidak mengambil keputusan yang merugikan para atlet.
Padahal dalam pertemuan kami dengan Sekjen PB Forki tanggal 23/8, Lumban telah menjanjikan Induk Inkado dapat tampil di Piala Mendagri dengan akan memberikan surat ke Ketua Panitia. Tetapi kenyataannya Lumban membuat surat kepada Bagio.
Ketika dikonfirmasi, Sekjen PB Forki Mayjen TNI (Purn) Lumban Siagian membantah jika pihaknya telah merugikan atlet-atlet Inkado.
“Kami selalu meminta kedua kepengurusan Inkado untuk rekonsiliasi, jangan gontok-gontokan, karena akan merugikan para atlet,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, telah mengirim surat kepada Ketua Umum PB Inkado Subagio untuk mempertimbangkan para atlet yang dipilih adalah hasil dari Kejurnas 2013.
Yang jelas, tidak ada niat PB Forki untuk menghancurkan pembinaan para atlet Inkado. Karenanya, dia berharap baik kepengurusan Inkado pimpinan Subagio dan Aldrin melakukan rekonsiliasi secepatnya.
Dalam surat kepada Panitia Kejurnas Piala Mendagri XVIII tertanggal 21 Agustus 2013 yang ditandatangani Sekjen PB Forki Mayjen TNI (purn) Lumban Sianipar, disebutkan bahwa saat ini terdapat dua perguruan anggota Forki yang memiliki kepengurusan ganda, yakni Inkado dan Pordibya.
PB Forki terus berupaya memfasilitasi untuk rekonsiliasi, karena kondisi tersebut akan berimbas pada atlet, dan oleh karena itu hak-hak atlet untuk mendapat pembinaan harus diperhatikan, terlepas dari adanya persoalan kepengurusan.
Sambil menunggu upaya rekonsiliasi tersebut, maka peserta yang akan mengikuti Kejurnas Piala Mendagri XVII dari kedua kepengurusan yang direkomendasikan oleh kepengurusan di bawah pimpinan Subagio untuk Inkado, dan Darly Siregar untuk Pordibya.