TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekecewan terhadap PB Forki, tidak hanya dialami oleh para atlet, tapi juga wasit dari Pengurus IndukInkado pimpinan Aldrin Tando.
Salah seorang wasit, Cecep Sucita Laksana SE, merasa kecewa terhadap keputusan Forki yang melarang dirinya tampil di Kejurnas Piala Mendagri XVII di Bali, Kamis-Minggu (29-31/8).
"Padahal di Kejurnas itu saya akan upgrade lisensi saya sebagai wasit. Eh kenyataannya dilarang hanya karena ada dualisme kepengurusan di Inkado," ujar Cecep ketika dihubungi, Rabu (28/8/2013).
Seharusnya, kata Cecep, Forki bersikap profesional dalam masalah tersebut. Karena lisensi wasit dikeluarkan oleh Forki, bukan perguruan.
Yang ironisnya lagi, dia harus membuat pernyataan dukungan kepada Subagio selaku Ketua Umum PB Inkado.
"Saya memilih Inkado di bawah pimpinan Pak Aldrin, karena saya melihat merekalah yang benar," ungkapnya.
Cecep berharap, ke depan Forki tidak mengambil kebijakan yang merugikan wasit.
"Hanya karena ada permasalahan di perguruan, kami dikorbankan. Kami mempertanyakan netralitas Forki," katanya lagi.
Sementara itu, Chief Delegation Perguruan Pengurus Induk Inkadopimpinan Aldrin Tando, Denny Tumiwa mengaku kecewa dengan sikap Pengurus Besar Federasi Karate-Do Indonesia (PB.Forki) yang melarang atlet-atlet mereka bertanding di Piala Mendagri yang berlangsung di Bali mendatang.
Menurutnya, dengan adanya larangan ini akan mematahkan semangat atlet-atlet karate dari Perguruan Induk Inkado yang telah jauh-jauh hari mempersiapkan diri menghadapi event bergengsi itu.
“Mereka yang akan tampil di Piala Mendagri di Bali adalah atlet terbaik hasil seleksi di Kejurnas Inkado baru-baru lalu sebelum adanya perpecahan di tubuh perguruan karate kami. Yang menjadi pertanyaan kenapa atlet yang tidak tahu menahu soal adanya perpecahan itu iukut menjadi korban,” papar Denny Tumiwa kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/8/2013).
Dikatakan, seharusnya dalam menyikapi kasus dualisme ini, PB.FORKi tetap netral dan tidak memihak pada kubu manapun. Bahkan, intitusi karate di Indonesia itu seharusnya mencarikan solusi agar tidak terjadi dualisme kepengurusan.
“Forki harusnya bersikap netral dalam menyikapi kasus ini. Bukan sebaliknya mereka memihak kepada salah satu kubu yang akhirnya merugikan para atlet. Ini bisa dikatakan mereka menghambat prestasi atlet,” jelas Denny.
Yang lebih parah lagi, kata dia, mereka telah menerima uang pendaftaran adminsitrasi untuk mengikuti Piala Mendagri. Jika, ternyata nantinya atlet mereka tidak boleh tampil maka mereka akan menggugat PB. Forki.
“Jika memang PB.Forki melarang atlet kami untuk tampil, kenapa uang pendaftaran adiministrasi kami mereka terima. Jika terbukti menjelang pertandingan atlet kami dilarang kami akan menggugatnya,” selorohnya.
Di sisi lain, Dennya juga mengatakan adanya larangan atlet dari IndukInkado di Piala Mendagri juga berdampak pada wasit-wasit dari perguruan tersebut.
”Seharusnya mereka punya sikap netral, seharusnya dua-duanya tidak boleh tampil. Tapi, keberpihakan mereka kepada satu kubu terlihat jelas,” jelasnya.
link sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar